The Taxi Horror

Malam itu, saya menuju Kota Bandung karena habis mengantar saudara saya Adam untuk beribadah di komplek pusat meditasi Vipassana Graha Jl. Kolonel Masturi Lembang, Bandung. Suasana di sana sangat berbeda dari vihara lainnya, karena konsep bangunannya menyerupai kuil-kuil yang berada di Thailand. Yah, meski belum berkesempatan mengunjungin negeri Gajah Putih tersebut setidaknya bisa mengunjungi tempat yang mirip-mirip lah.

Ringkas cerita, kami pulang kemalaman kalau ga salah saat itu pukul 20:30 WIB. Kami pun memutuskan menggunakan taxi untuk kembali ke arah Kota Bandung. Kami diantar oleh orang tua Adam ketika berangkat, namun urusan mereka belum selesai di Lembang sedangkan saya dan Adam harus kerja esok harinya.

Karena kelelahan dan bosan situasi perjalanan yang macet malam itu, saya dan Adam pun tertidur lelap. Hingga akhirnya saya merasakan suasana yang janggal. Suasana terasa hening dan mobil melaju sangat lambat. Saya pun segera menoleh ke arah Adam yang masih tertidur. Ketika saya memandang ke arah depan, butuh waktu dua hingga lima detik untuk membuat saya menyadari sesuatu yang janggal berikutnya, yaitu supir taxi tidak ada di depan. Kursi depan kosong melompong, namun keadaan mobil tetap melaju meski sangat lamban. Keadaan di sekeliling sangat gelap, hanya diterangi cahaya lampu depan mobil. Pohon-pohon bambu berjejer rapih di sekeliling jalan yang tentu saja membuat suasana semakin mencekam.

Saya pun langsung menepuk-nepuk wajah Adam(mungkin lebih tepatnya menampar) agar segera tersadar dengan situasi saat itu. Adam yang terbangun, langsung menyadari kejanggalan yang terjadi. Dia pun berteriak sekencang-kencangnya(dia memang parno sama hal-hal mistis). Tubuh saya lemas sekali, sedangkan Adam masih berteriak-teriak sembari mencoba membuka pintu mobil. Hingga akhirnya kami mendengar suara...

"TUK... TUK... TUK..." Terdengar suara ketukan pada kaca yang sangat keras secara tiba-tiba. Kami pun menoleh ke sumber suara itu berasal, ternyata terlihat sosok...

Ternyata yang mengetuk adalah supir taxi yang kami tumpangi. Ia pun kembali masuk melalui pintu supir. "Ada apa?? Kok tiba-tiba teriak? Nanti disangkanya lagi jadi korban perampokan lagi..." Kata si supir dengan berwajah lelah dan bingung.

Ternyata, karena macet parah si supir menggunakan jalan alternatif, yaitu melalui jl. Dago. Nah, pas di sepanjang alternatif tersebut, tiba-mobil mogok sehingga mau tidak mau ia harus mendorongnya hingga ke tempat yang banyak orang.

Akhirnya saya dan Adam pun membantu mendorong mobil, hingga akhirnya taxi tersebut mau di starter dan mesin menyala. Kami pun tiba di rumah pada pukul 02:15 WIB dini hari. Untungnya kami tidak menggunakan argo XD (ndyw)


Author

Written by Admin

Masih dalam perbaikan

0 comments: